04 May 2009

Jamila Dan Sang Presiden


Ide cerita JAMILA DAN SANG PRESIDEN berawal dari tiga tahun yang lalu, UNICEF meminta Ratna Sarumpaet, sutradara teater handal yang juga aktivis perempuan, untuk menjalankan sebuah penelitian mengenai woman trafficking di Indonesia. Ratna berkelana ke Batam, Solo, Indramayu, Surabaya, dan kota-kota di Kalimantan, merekam beragam cerita dari ratusan ribu korban perempuan yang kemudian disatukannya dalam sebuah pementasan teater yang sangat membuka mata.
Dua ratus ribu anak di bawah umur diperdagangkan di Indonesia setiap tahunnya untuk alasan yang sangat menyedihkan, kemiskinan dan kurangnya pendidikan.

Kedahsyatan tema dan kedalaman kebenaran yang diusung oleh pementasan teater JAMILA DAN SANG PRESIDEN menghasilkan pengakuan positif dari berbagai khalayak. Mata penonton basah, kepala-kepala tertunduk, kisah Jamila begitu mewakili hingga terbawa dan terus dikenang. Cerita ini harus diteruskan, JAMILA DAN SANG PRESIDEN dikonversikan menjadi sebuah media yang lebih bisa menjangkau berbagai lapisan masyarakat, yakni melalui sebuah film.

Intip dulu yuk sinopsisnya..
Seorang perempuan bernama Jamila (Atiqah Hasiholan) tiba-tiba menjadi headline di semua pemberitaan nasional. Ia mengaku membunuh seorang pejabat tinggi negeri dan menolak mengajukan pengampunan hukuman mati dari Presiden.

Jamila dimasukkan dalam penjara yang dipimpin oleh seorang sipir perempuan yang sangat ditakuti, Ibu Ria (Christine Hakim). Di penjara inilah cerita Jamila bergulir, membuka sebuah luka bernama perdagangan manusia yang dialami oleh Jamila dan jutaan anak di Indonesia. Selama ini Jamila mencari adiknya yang terjerat dalam sindikat prostitusi anak, yang akhirnya mengantar Jamila ke penjara.

Persidangan Jamila menjadi panas dan semakin kontroversial dengan kemunculan kepala golongan fanatik (Fauzi Baadilah) yang mati-matian menentang pengampunan dari Presiden. Konflik di dalam penjara dengan Ibu Ria makin meruncing, sementara tekanan dari luar juga menjadi tidak tertahankan. Jamila semakin terpuruk, hukuman matinya semakin dekat.

Inilah pendukung film yang membuka mata kita akan adanya fakta, dua ratus ribu anak di bawah umur menjadi korban woman trafficking di Indonesia setiap tahunnya : Atiqah Hasiholan, Christine Hakim, Fauzi Baadilah, Surya Saputra, Marcellino Lefrand, Dwi Sasono, Eva Celia.

Gimana guys.. penasaran?? Tonton aja dech filmnya di theater2 terdekat... Selamat menonton..hehe..

2 comments:

push_me said...

Wew...kayaknya keren nie pilem, di bahas di tipi2 jg soale. Mo nonton ach....

Anonymous said...

Saya sudah menonton dan suka sekali dengan film ini. Lagu yang dinanyikan oleh Vorega Badalamneti (yang juga adalah sepupunya Atikah Hasiholan)
http://voregabadalamenti.blogspot.com/
:D
Sayang banget lagunya gak bisa di-download :(

Post a Comment