16 April 2009

Hindari Simpan Stock Antioksidan Berlama-lama

Bagi mereka yang bersetia untuk mengasup makanan dan minuman kaya antioksidan dan menumpuk banyak stok dirumah, sebaiknya pikir ulang kebiasaan tersebut. Dua studi terbaru menunjukkan semua manfaat kesehatan tersebut dapat menguap ketika produk-produk tersebut disimpan terlalu lama.

Penemuan tersebut fokus terutama kepada bagaimana aktivitas antioksidan yang tersimpan dalam kemasan teh hijau atau minyak zaitun dapat bertahan baik bahkan ketika disimpan di bungkus tak terbuka atau tak terpapar sedikit pun dengan cahaya dan kelembaban.

Dalam setiap kasus, para peneliti mengungkapkan jika setiap makanan mengandung antioksidan berkurang banyak ketika disimpan dalam enam bulan pertama.

Tujuan yang diusung oleh kedua studi tersebut ialah, kami ingin memaksimalkan nilai nutrisi makanan yang kita asup, kita harus benar-benar membeli makanan yang hanya dapat disimpan dan digunakan dalam waktu singkat," ujar Connie Diekman, ahli diet teregistrasi dan direktur nutiris di Universitas Washington, St Louis mengomentari penelitian tersebut

Connie tidak terlibat dalam dua studi yang dipublikasikan pada Journal of Food Science, Maret lalu.

Satu studi fokus pada senyawa organik di dalam daun teh hijau yang dikenal sebagai katechins. Saat mengonsumsi teh hijau, antioksidan tersebut dianggap memiliki kapasitas melawan bakteri dan virus, begitu juga kemampuan menghambat aktivitas sel kanker.

Hanya saja Mendel Friedman dan para koleganya dari Albany, Pusat Riset Regional dari Departemen Agrikultur AS berbasis di Calif, meragukan jika teh hijau komersil tersebut tidak membusuk dan dapat bertahan dalam waktu lama. Mereka pun memulai mengeksplor stabilitas Katechin dalam penyimpanan berdurasi lama di rumah, restauran, gudang komersial, maupun toko.

Tm memilih delapan jenis teh hijau yang dijual secara komersial dalam kemasan di Amerika Serikat, Korea, dan Jepang.

Bungkus teh disimpan sesuai dengan kemasan aslinya dalam ruang gelap bersuhu hingga 20 derajat Celsius selama satu durasi waktu hingga lima durasi waktu berbeda; satu minggu, satu bulan, dua bulan, empat bulan, dan enam bulan. Dalam kondisi kemasan tersebut kemungkinan terpapar dengan kelembaban tak diinginkan bukan salah satu faktor.

Setelah setiap periode penyimpanan, teh lalu digiling menjadi bubuk dan diseduh air mendidih sebelum didinginkan dan dianalisa.

"Kami menemukan jika di antara teh yang kami teliti terlihat ada penyusutan antioksiden progresif berjalan dengan waktu," ujar Mendel, penulis dan pemimpin penelitian.

Tim menemukan ada sedikit pengurangan kadar antioksidan catehin pada proses penyimpanan awal, dan ketika masuk teh berkategori simpan enam bulan, konsentrasi katechin berkurang lebih banyak pada seluruh delapan tipe teh, yakni 32 %, pengurangan yang menurut peneliti masuk kategori "sangat signifikan". Pengurangan tersebut terjadi meski makanan tersebut belum masuk tenggat kadaluarsa.

Terlebih, tipe Katechin utama (EGCG) menurun hingga 28 persen setelah enam bulan penyimpanan, lalu tipe Katechin paling umum (ECG) bahkan berkurang hingga 51 persen dalam jangka waktu sama.

Mendel memaparkan studinya sebagai awalan, dan menyatakan harapan penemuan itu akan mendorong riset lebih dalam atas pertanyaan penyimpanan-antioksidan, dengan memasukkan lebih banyak kategori teh kemasan dan kemungkian kuat jika tidak semua teh akan mengalami penurunan seperti dalam penelitian.

Lalu studi lain, para peniliti minyak zaitun Itali menyatakan jika minyak zaitun "ekstra-virgin" harus bersumber langsung dari pohon zaitun melalui proses pemurnian tak lebih dari mulai dari mencuci, pemisahan, penyaringan, pencampuran berkecepatan tinggi. Proses yang tidak memasukkan senyawa atau tambahan kimia lain/

Produk akhir akhirnya dikenal sebagai minyak yang kaya asam lemak tertentu dan senyawa fenolik, zat yang beraksi sebagai antioksidan. Mengonsumsi minyak zaitun telah lama dianggap bermanfaat terlebih dalam menurunkan resiko penyakit jantung, stroke, dan beberapa jenis kanker.

Untuk mengeksplorasi ketahanan antioksidan dalam minyak zaitun ekstra-virgin, Antonella Baiano, dan para koleganya di Universitas Foggia, di Italia mengamati beberapa variasi minyak yang diproduksi dalam waktu 24 jam setelah dipetik dari perkebunan yang berlokasi di wilayah Apulia, Italia.

Setelah menganalisa minya selama produksi dan pengemasan, tim Antonella menemukan jika aktivitas antioksidan tetap tidak berubah dalam penyimpanan tiga bulan pertama. Namun begitu masuk tanda enam bulan, hampir seluruh minyak kehilangan sekitar 40 persen kandungan antioksidan mereka.

Connie Diekman menunjukkan sedikit terkejut dengan penemuan tersebut.

"ini mungkin mengejutkan banyak orang yang berharap sesuatu tersegel, tak akan berkuruang nilai nutrisinya, dan antioksidan ternyata sangat rapuh," ujarnya, "Dan tentu, secara umum, sudah diketahui jika kita ingin mendapat makanan dari tumbuh-tumbuhan secara menyeluruh, nilai nutrisi terbaik ada dalam makanan tersegar,"

"Jadi pesan penting di sini, ketika kita berbelanja, kita mesti berpikir ulang jumlah dari makanan kemasan dan makanan segar yang kita beli," kata Connie menyarankan.

"Itu benar, apakah kita akan berbicara tentang makanan sesungguhnya--sebagai contoh zaitun--atau apakah itu minyak zaitun turunan dari makan, pertanyaan yang harus selalu kita lontarkan: Dapatkah kita menggunakannya dalam periode waktu yang semestiny? Karena dari sisi nutrisi, stok dalam jumlah besar tak lagi dianggap menghemat, ketika yang anda dapat justru gizi berkurang akibat waktu."

Connie juga menyarankan jika para konsumen mulai memillih makan kemasan tak tembus pandang untuk melindungi antioksidan, vitamin dan minal dari kemungkinan terpapar matahari. Hal itu berkaitan dengan tulisan para peneliti Italia yang secara khusus menyatakan jika minyak zaitun ektra-virgin seharusnya disimpan dalam botol gelas kecil di tempat gelap dalam temperatur ruang berkisar 20 hingga 25 derajat Celsius.

By Republika Newsroom
Senin, 06 April 2009 pukul 09:33:00

1 comments:

ogiexslash said...

ok linknya aku comot....

Post a Comment